Walau tidak banyak, ternyata ada lho kayu yang tahan terhadap penggerek laut
Penggerek laut merupakan arthopoda yang kerap menyebabkan kerusakan pada perahu, jembatan, dan benda sejenis yang lain.
Jenis-jenis penggerek laut antara lain adalah:
- Pholad: organisme bivalvia (cangkang terbuka jadi dua) yang bisa masuk dan menggerogoti permukaan yang keras mulai dari batu, karang, hingga kayu-kayu kapal.
- Shipworm Teredines: merupakan organisme cacing laut yang memiliki wujud seperti cacing pada umumnya. Larvanya suka bersarang di dalam kayu sehingga menyebabkan kerusakan.
- Limnoriid: Kelompok organisme crustacean yang memiliki 7 kaki yang panjangnya 6 mm. Limnoriid bisa menggali ke substrat kayu tanpa tanda yang kentara terlihat.
- Sphaeromatid: penggerek laut yang bisa menyebabkan lubang, kurang lebih 1 cm dan bisa menyebabkan kerusakan parah pada kayu.
- Chelurid: Organisme ini suka mencuri sarang yang dibuat Limnoriid dan menyebabkan kerusakan serupa.
Keberadaan penggerek laut adalah salah satu alasan penggunaan besi dan baja dipilih untuk pembangunan kapal-kapal besar. Bagi perahu dan kapal berukuran lebih kecil, studi tentang penggerek laut akan membantu pemilihan kayu yang lebih tahan terhadap hama jenis ini.
Kayu yang Tahan Penggerek Laut
Muslich dan Sumarni pada tahun 2005 pernah membuat penelitian mengenai keawetan jenis-jenis kayu di Indonesia terhadap serangga penggerek laut. Dari 200 jenis kayu yang mereka uji, ditemukan bahwa mayoritas (lebih dari 150) memiliki ketahanan yang buruk. Bahkan 109 kayu yang diuji masuk dalam kelas awet V terhadap penggerek laut.
Penelitian serupa dilakukan oleh Muchlish dan Ruliyanti pada 2012. Hasilnya, dari uji eksposi terhadap air asin ditemukan bahwa hampir semua kayu diserang oleh penggerek laut.
Empat spesies kayu bisa dikatakan cukup resistan dan masuk dalam kelas ketahanan III. Dua belas spesies tidak resisten dan masuk dalam kelas ketahanan IV. Sementara 50 spesies masuk dalam kelas awet V.
Hanya dua kayu yang bisa dikatakan tahan penggerek laut. Keduanya adalah kayu mimba (Azadirachta indica J) dan kayu kolaka (Parinari corymbosaMiq).
Agar lebih lengkap berikut masing-masing contoh kayu tersebut.
Kayu kelas I (Kayu yang Tahan Penggerek Laut)
Tidak ada
Kelas II (Kayu yang Cukup Baik Ketahanannya dari Seranggan Penggerek Laut)
1. Kayu mimba (Azadirachta indica)
2. Kayu kolaka (Parinari corymbosa)
Kelas III
1. Kayu Putih (Melaleuca cajuputi)
2. Huru Mentek (Lindera polyantha)
3. Ki Kendal (Ehretia acuminate)
4. Ki Lubang (Callophyllum grandiflorum)
Kelas IV
1. Balobo (Diplodiscus sp)
2. Dahu (Dracontomelon mangiferum)
3. Ki Kuya (Ficus vasculos)
4. Ki Bulu (Gironniera subasqualis)
5. Marasi (Hymenaea courbaril)
6. Mahoni Afrika (Khaya grandifolia)
7. Kempas (Koompassia malaccensi)
8. Ki Sampang (Melicope lunu-ankenda)
9. Beleketebe (Sloanea sigun)
Kelas V
1. Kayu Ki Bancet (Turpinia sphaerocarpa)
2. Kayu Popunti (Trichodenia philippinensis)
3. Kayu Bogem (Sonneratia caseolaris.)
4. Kayu Meranti Merah (Shorea selanica)
5. Kayu Bayur (Pterospermum difersifolium)
6. Pinus (Pinus merkusii)
7. Nyatoh Putih (Pouteria duclitan)
8. Huru Kacang (Neolitsea triplinervia)
9. Pala Hutan (Myristica subaculata)
10. Bayut (Mezzttia parviflor)
11. Ki Endog (Acer niveum)
12. Gadog (Bischoffia javanica)
Temuan ini menggambarkan betapa rendahnya tingkat keawetan kayu di Indonesia terutama ketika digunakan dalam lingkungan laut. Bahkan seperti diperlihatkan di atas, sama sekali tidak banyak kayu yang tahan terhadap penggerek laut. Hanya beberapa kayu saja yang cukup resisten.
Treatment Pengawetan dan Aplikasi Cat untuk Wujudkan Kayu yang Tahan Penggerek Laut?
Setidaknya ada 2 hal yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi masalah ini.
Treatment Pengawetan
Ada beberapa alasan kenapa kayu dari spesies tertentu menjadi lebih tahan hama dibanding yang lain. Beberapa alasan yang dimaksud antara lain masalah kepadatan, kekuatan, dan kandungan kimia.
Kandungan kimia yang dimaksud mengacu pada keberadaan zat tannin dan yang serupa dengannya. Tanin membuat kayu tidak disukai bahkan dibenci oleh hama. Hama, baik itu jamur ataupun serangga cenderung menghindarinya.
Contoh kayu yang mengandung tannin anti hama adalah jati.
Secara artifisial, kita saat ini bisa menyuntikkan zat antihama ke dalam substrat kayu. “Penyuntikan” dilakukan dengan meresapkan kayu pada cairan bahan pengawet.
Untuk pencegahan dari serangan rayap dan teter, misalnya, cairan pengawet yang bisa Anda gunakan adalah BioCide Insecticide. Aplikasi insektisida tersebut akan membuat kayu kelas awet V sekalipun memiliki ketahanan sebaik kayu kelas II dalam industri mebel hingga konstruksi bangunan.
Aplikasi Cat
Usaha kedua yang juga bisa dilakukan untuk membuat kayu tahan penggerek laut adalah mengaplikasikan cat. Ya, bahan finishing pun memiliki fungsi proteksi yang cukup penting.
Mindset bahwa bahan finishing hanya berperan memberikan keindahan harus dibuang jauh-jauh.
Dalam hal ini, tentu akan lebih baik bila Anda memilih cat yang benar-benar tahan lama dan tidak mudah rusak. Cat bukan hanya akan memberikan perlindungan dari serangga, namun juga dari sinar UV, perubahan suhu ekstrem serta kelembaban.