Yang Perlu Diperhatikan Sebelum Memilih Antiserangga

Produk antiserangga adalah produk yang begitu beragam. Jumlah produknya banyak, bahan aktif yang dipakai berbeda-beda, dan tujuan formulasinya pun berlainan.

Dengan demikian, ketika kita hendak membeli antiserangga, kita perlu menyesuaikan dengan kebutuhan. Sampai hari ini, jenis-jenis antiserangga yang umum di pasaran di antaranya

promo produk natural oil dan sanding sealer

1. Antiserangga untuk pertanian
2. Antiserangga untuk perkebunan
3. Antiserangga untuk rumah tangga, biasanya untuk membasmi kecoa hingga semut
4. Antiserangga untuk perawatan bangunan profesional, seperti perawatan gedung arsip
5. Antiserangga untuk industri kerajinan dan perkayuan
6. Antiserangga untuk industri makanan

Baca Juga : Ini Cara Pengolahan Serat Rami Lengkap dengan Trik Antiserangga

Misalnya Anda adalah seorang pengrajin furniture rotan, Anda membutuhkan antiserangga untuk melindungi rotan yang disimpan supaya tidak dimakan oleh rayap dan teter.

Untuk kebutuhan tersebut, pilihlah insektisida khusus woodworking (yang biasanya juga bisa digunakan untuk natural fiber seperti rotan) yang bagus, misalnya BioCide Insecticide. Dengan bahan aktif cypermethrin 100 EC, obat tersebut diformulasikan secara khusus untuk melindungi kayu dari hama khasnya mulai dari rayap, teter, semut penggali, dan lain sebagainya. Hindari membeli insektisida untuk bidang lain seperti pertanian. Sebab insektisida pertanian kadangkala bersifat sistemik yang mana hanya bisa bekerja pada tanaman hidup.

promo produk biocide surface film preservative

Antiserangga Tidak Boleh Terlalu Toksik

Sejatinya, produk insektisida pastilah bersifat toksik. Sebab produk tersebut sengaja dibuat untuk membasmi atau mencegah serangga hama.

https://youtu.be/E75KHLptqLk

Namun demikian, tingkat destruktivitas atau toksisitas antiserangga tidak boleh berlebihan. Idealnya, insektisida memenuhi tiga hal berikut ini.

1. Tidak berimbas buruk pada organisme non target (secara spesifik menyerang organisme target saja)
2. Tidak menyebabkan pencemaran sistemik di mana bahan aktif seharusnya mudah terurai di alam walau sejatinya (mungkin) sangat beracun
3. Tidak begitu mengancam manusia sebagai pengguna produk

Contoh antihama yang bersifat sangat tidak aman adalah DDT (Dichlorodiphenyltrichloroethane). Sebab DDT bukan hanya merusak hama pertanian namun juga burung-burung di sekitar lahan. Keberadaan DDT dapat merusak ekosistem secara permanen pada titik yang benar-benar sulit diperbaiki. Alhasil, penggunaan DDT dilarang hingga saat ini.

Antiserangga, Pencegah atau Pembasmi?

Kita juga perlu memperhatikan apakah insektisida yang dibeli adalah insektisida pencegah atau pembasmi. Insektisida pembasmi memiliki sifat yang lebih cepat mematikan serangga. Umumnya, produk seperti itu digunakan di bidang pertanian.

Adapun, insektisida pencegah seringkali lebih lambat dalam melakukan pembasmian hama. Namun, keberadaan insektisida pencegah justru sangat efektif membuat serangga menjauh. Contoh insektisida pencegah bisa ditemukan pada industri mebel.

Cairan insektisida pada industri mebel akan diresapkan pada produk kayu. Dengan demikian, rayap, teter, kutu, dan berbagai hama lainnya akan menghindari kayu yang dianggap beracun tersebut.

BioCide Insecticide merupakan contoh insektisida pencegah yang umum digunakan pada industri mebel. Antiserangga ini juga banyak diandalkan pada bidang konstruksi bangunan untuk treatment pra konstruksi dan pasca konstruksi.

Tips Menggunakan Produk Antiserangga

Poin berikutnya yang tidak kalah penting diperhatikan adalah cara pakai produk tersebut. Apakah ada alat khusus yang diperlukan untuk aplikasinya? Apakah syarat keamanannya ketat? Apakah perlu bahan tambahan?

Bila Anda hanya perlu insektisida untuk membasmi semut dan kecoa di rumah, misalnya, tentu Anda ingin produk yang praktis digunakan. Olehnya itu, Anda bisa membeli insektisida yang sudah dikemas dengan botolnya yang bisa disemprotkan.

Lain halnya jika itu untuk kebutuhan industrial. Anda perlu memastikan data-data yang lebih rinci. Termasuk di antaranya adalah interaksi kimia antiserangga tersebut. Contohnya, apakah antiserangga tersebut menyebabkan karat atau membuat permukaan material menjadi sulit dicat.

Semakin jeli Anda menganalisis antiserangga terkait, tentu semakin bagus. Resiko kerugian yang demikian besar dan tak terduga bisa diminimalisir dengan baik.

Faktor X

Poin-poin di atas merupakan tips yang kami rasa perlu menjadi perhatian Anda selaku konsumen produk antiserangga. Namun, tentu saja sebetulnya masih ada banyak hal lainnya yang perlu diperhatikan.
Beberapa poin lainnya tersebut di antaranya,

1. Harga. Faktor harga sebetulnya sudah pasti diperhatikan orang-orang. Namun, dalam menentukan harga produk, kita harus lihai. Sebab, seringkali produk yang nominal harganya murah justru lebih merugikan karena sangat boros dan tidak efektif.
2. Brand. Reputasi brand produk juga tak bisa diabaikan begitu saja. Contoh, bila Anda ingin membeli insektisida yang lebih “green”, belilah ke perusahaan yang memang mengangkat semangat kelestarian alam seperti produk dari Bio Industri Omnipresen.
3. Konsentrasi. Hemat dan tidaknya insektisida, tak hanya ditentukan oleh bobot atau volumenya. Konsentrasi produk justru adalah penentu utama hemat tidaknya obat anti serangga.
4. Ketahanan produk. Ketahanan bisa mengacu pada dua hal. Pertama, tanggal expired produk, dan kedua lama bahan aktif pada obat bisa memberikan efeknya pada serangga.
5. Varian lain. Beberapa obat serangga merupakan bagian dari variasi produk antihama yang dikeluarkan sebuah brand. Obat seperti ini bisa digunakan bersama dengan variannya yang merupakan antijamur untuk memberikan perlindungan lebih baik. Contoh, BioCide Insecticide adalah satu dari 3 varian BioCide antihama. Dua varian lainnya adalah BioCide Wood Fungicide dan BioCide SFP.

Semakin jeli memerhatikan faktor-faktor tersebut, kita pasti akan bisa mendapatkan antiserangga terbaik sesuai kebutuhan.

promo produk white agent wa-250