Mengenal Karakter Kayu Jati Belanda

Mengenal karakter kayu jati belanda adalah hal yang penting untuk dilakukan sebelum melakukan pengolahannya. Dengan memastikan karakternya, Anda juga dapat mengetahui langkah pengawetan yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas alami kayu tersebut.

Pengaplikasian produk pengawetan kayu sangat diperlukan untuk menjaga kualitas kayu, termasuk saat sudah diolah menjadi mebel maupun produk lainnya. Mebel dari material kayu jati belanda banyak disukai karena memiliki daya tarik tersendiri dari bentuk seratnya. Secara umum, tampilan menarik dari olahan kayu pinus atau jati belanda ini perlu dijaga dengan baik agar pemanfaatannya dapat lebih optimal. 

Mengenal Karakter Kayu Jati Belanda Secara Umum

Kayu pinus atau yang kerap disebut dengan kayu jati belanda adalah jenis kayu yang sudah populer dan banyak digunakan untuk berbagai olahan. Salah satu yang paling sering dan banyak disukai adalah diolah menjadi furniture. 

Meski disebut dengan nama kayu jati, sebenarnya jati belanda bukanlah kayu yang berasal dari pohon jati. Melainkan berasal dari pohon pinus yang pada awalnya banyak tumbuh di wilayah Eropa dan Asia, saat ini pertumbuhan tanaman ini juga sudah semakin menyebar. Berbagai negara yang ditumbuhi tanaman ini yaitu Amerika Serikat, Meksiko, dan juga Kanada. 

Kayu dari pohon pinus ini banyak disukai oleh berbagai kalangan pecinta furniture karena memiliki ciri atau tampilan khas tersendiri. Bentuk serat kayunya tetap menjadi daya tarik utama yang membuat olahan dari kayu pinus tampak indah dan menarik. 

Jati belanda memiliki warna yang cenderung terang, sangat cocok dilapisi dengan plitur kayu warna jati lalu memberikan tampilan yang tampak elegan. Bobot kayu ini tidak seberat kayu jati, sehingga banyak disukai pula untuk pembuatan mebel.

Meski dengan bobot yang lebih ringan, bukan berarti kayu ini tidak dapat diolah dengan baik menjadi furniture. Ditambah dengan pengaplikasian bahan pengawet kayu, karakter kayu jati belanda tetap dapat terjaga dengan baik dan mampu menjadi mebel yang berkualitas. 

Karena peningkatan kualitas ini pula, kayu pinus kerap dijadikan alternatif pengganti kayu jati untuk beberapa kebutuhan. 

Syarat Lingkungan Tumbuh Pohon Pinus 

Ada syarat kondisi lingkungan tumbuh yang kemudian mempengaruhi karakter kayu pinus yang dihasilkan. Berikut adalah beberapa syarat lingkungan tumbuh kayu pinus, di antaranya: 

• Iklim

Pohon pinus dapat tumbuh di lokasi dengan suhu 19-28°C yang memiliki curah hujan antara 1200-3000 mm per tahun. Lingkungan atau daerah tersebut idealnya memiliki bulan kering sebanyak 0 sampai 3 bulan.

• Media tanam

Untuk penanaman pinus, diperlukan kondisi tanah tertentu yang dapat menunjang pertumbuhannya. Tanah yang mampu menyerap air dengan baik adalah yang paling sesuai untuk media tanam pinus. Pinus adalah tanaman yang dapat mudah beradaptasi dengan kondisi lingkungan tempatnya ditanam.

Sehingga secara umum, sebenarnya tanaman ini dapat hidup dengan mudah pada berbagai kondisi tanah. Tanah dengan pH asam maupun basa dapat menjadi media tumbuh tanaman pinus.

• Ketinggian tempat

Penanaan tanaman pinus juga cukup fleksibel dari segi ketinggian tempat. Tapi, akan lebih optimal jika pinus ditanam pada ketinggian 400-2000 meter dari permukaan laut.

Jika ditanam di daerah dengan ketinggian kurang dari 400 mdpl, pertumbuhan pinus tidak akan terlalu optimal. Sementara jika pada lokasi dengan ketinggian di atas 2000 mdpl akan menyebabkan proses fotosintesis terhambat. Lalu menyebabkan pertumbuhan pinus yang tidak optimal.

Yang Perlu Diwaspadai dari Pengolahan Kayu Pinus

Ada beberapa hal yang perlu diwaspadai jika Anda ingin mengolah kayu pinus untuk dijadikan furniture maupun sebagai produk olahan lainnya. Diantaranya adalah:

Ø  Memiliki banyak getah

Meski memiliki berbagai keunggulan yang menarik dan layak digunakan sebagai bahan baku mebel, jati belanda nyatanya memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan utama dari kayu ini adalah tingginya kandungan getah pada kayu ini.

Jika getah terlalu tinggi, pasti akan cukup sulit mengolahnya dalam kondisi yang masih basah. Cukup sulit mengeringkan kayu yang memiliki kandungan getah terlalu tinggi. Diperlukan waktu pengeringan yang lebih lama agar bisa kering lebih maksimal.

Proses finishing juga bisa lebih mudah dilakukan jika kayu tidak dalam kondisi basah. Hal ini juga bisa menyebabkan serangga lebih mudah muncul karena tertarik dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi pada kayu.

Untuk menjaga kondisi kayu agar tetap prima, sebaiknya lakukan pengawetan kayu menggunakan produk yang berkualitas. Yang hasilnya maksimal dan bisa dikatakan termasuk cara yang alami.

Ø  Butuh perawatan ekstra

Terlepas dari masalah kandungan getahnya yang tinggi, mebel dari bahan kayu pinus ini memang lebih membutuhkan perawatan ekstra. Bukan hanya mengenai kondisi mebel yang bisa rawan terkena rayap atau serangga lainnya.

Jenis mebel dari bahan kayu pinus ini juga harus rutin dirawat menggunakan plitur kayu agar lebih maksimal. Mebel jati belanda ini memang cenderung membutuhkan perawatan yang lebih ekstra dibandingkan dengan mebel lainnya.

Maka sudah bisa dipastikan, pengaruh dari penggunaan produk pelapis kayu dan bahan pengawet yang digunakan untuk perawatannya harus berkualitas. Jangan sampai Anda memilih produk untuk perawatan mebel ini secara sembarangan. Karena hasilnya akan sangat mempengaruhi kondisi mebel jati belanda tersebut.

Ø  Rawan berlubang jika banyak disambung

Dalam proses perakitan atau penyambungan mebel, ada hal yang tak kalah penting untuk Anda perhatikan. Waspadai jika Anda terlalu banyak menggunakan sambungan, karena meskipun kokoh tapi kayu ini juga mudah berlubang.

Pastikan lakukan peyambungan secara benar agar meminimalisir kesalahan yang terjadi. Sebisa mungkin usahakana agar tidak ada terlalu banyak lubang yang tersisa. Terlebih lubang yang terbentuk akibat kesalahan dari proses penyambungan atau perakitan furniture.