Mempunyai rumah kayu artinya harus siap dengan incaran rayap yang kerap jadi musuh utama kayu. Terkait hal ini, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan sebagai langkah pencegahannya.
Lantas, apa saja hal yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan atau antisipasi serangan rayap pada rumah kayu kesayangan Anda? Simak pembahasan selengkapnya di sini.
4 Hal untuk Antisipasi Serangan Rayap pada Rumah Kayu
Berikut ini 4 hal yang bisa jadi langkah antisipasi untuk mencegah serangan rayap pada rumah kayu kesayangan Anda, di antaranya yaitu:
1. Jangan biarkan kayu bersentuhan langsung dengan tanah di area rumah
Rayap bisa masuk ke rumah kayu Anda dengan mudah jika ada kayu yang bersentuhan dengan tanah. Beberapa contohnya termasuk kisi kayu, dinding kayu, dan kusen pintu atau jendela yang bersentuhan dengan tanah.
Apa pun yang terbuat dari kayu harus berada setidaknya 150 mm di atas permukaan tanah, untuk mencegah rayap masuk ke dalam rumah kayu Anda.
Anda mungkin harus meletakkan dasar beton pada beberapa benda kayu di rumah kayu Anda. Memotong dasar kisi-kisi kayu yang menyentuh tanah akan membantu Anda menjauhkan rayap dari rumah kayu.
Baca Juga :Â Intip 3 Kiat Utama untuk Mencegah Serangan Rayap ke Rumah Kayu
2. Merawat rumah dari Rayap
Hindari segala hal yang bisa mengundang kemunculan rayap di dalam area rumah. Anda juga bisa menghubungi pihak profesional jika merasa sudah ada tanda-tanda kemunculan serangga ini.
Anda juga bisa menggunakan bahan anti rayap untuk mengatasi sendiri beberapa spot yang dirasa jadi sumber kemunculan rayap. Tentunya hal itu disarankan untuk dilakukan jika dalam skala kecil.
Cara yang paling aman memang menggunakan jasa profesional dan memanggilnya untuk inspeksi rumah, minimal satu kali dalam satu tahun. Mereka akan membantu merawat rumah Anda dari serangan rayap dengan alat-alat dan teknologi yang lebih mumpuni.
Melalui pengelolaan hama terpadu, para profesional belajar menggunakan berbagai metode pengendalian yang ditargetkan. Cara ini membantu meminimalkan jumlah bahan kimia yang diperlukan untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Seiring kemajuan teknologi dan penelitian, bahan anti rayap yang baru telah dikembangkan. Bahan kimia ini kurang berbasis luas dan lebih langsung menargetkan biologi dan perilaku unik rayap.
Baca Juga :Â Cara Membersihkan Rol Cat Setelah Digunakan, Simak Tipsnya di Sini!
Salah satu contoh utama perkembangan teknologi termitisida adalah pengembangan termitisida non-repelan. Melalui efek transfer, termitisida non-repellent mengontrol rayap yang bersentuhan langsung dengannya dan teman sarang yang secara tidak langsung bersentuhan dengannya melalui makan dan perawatan.
Perawatan rayap cair dapat diterapkan ke tanah untuk menargetkan rayap di bawah tanah. Atau langsung ke kayu yang terserang untuk menargetkan serangan kecil rayap di bawah tanah atau kayu kering.
Perawatan rayap cair atau busa juga dapat diterapkan pada fondasi rumah untuk membantu mencegah rayap memasuki retakan pada fondasi.
Konsep fumigan dalam perawatan rayap adalah anti rayap dalam bentuk gas. Digunakan untuk menargetkan infestasi rayap kayu kering yang besar, sulit ditemukan atau tidak dapat diakses.
Fumigasi biasanya merupakan pengobatan pilihan terakhir setelah pendekatan yang lebih bertarget terbukti tidak efektif atau infestasi telah tumbuh terlalu besar untuk pengobatan yang ditargetkan.
3. Hilangkan akses rayap dengan mengisi retakan di rumah kayu Anda
Setelah menemukan lokasi yang Anda indikasi sebagai sumber rayap berasal, pastikan untuk mengisi lubang dan merawat area sekitarnya dengan bahan anti rayap. Cara ini penting dilakukan untuk mencegah serangan rayap lebih lanjut.
Meletakkan racun rayap di sekitar titik masuk akan membunuh mereka sebelum koloninya mulai membuat terowongan baru yang akan lebih sulit untuk ditangani.
Baca Juga :Â Hama Rayap: Tempat Tinggal, Tahun Aktif dan Cara Mengatasinya
4. Gunakan kayu yang dimodifikasi secara termal untuk bangunan
Kayu adalah bahan yang dapat terurai secara hayati dan tidak stabil secara dimensi. Ini adalah sifat dasar kayu dan dapat menyebabkan banyak masalah bagi produk kayu yang beroperasi.
Meskipun telah lama ada minat untuk mencoba mengubah sifat kayu, baru belakangan ini modifikasi termal menjadi proses pengolahan yang bersifat komersial.
Kayu yang terpapar di luar ruangan harus dilindungi dari serangan serangga dan jamur (busuk). Kayu yang mengalami pembasahan dan pengeringan – bahkan karena perubahan kelembapan di dalam ruangan – akan menyusut dan membengkak, berpotensi menimbulkan masalah.
Penggunaan bahan pelapis seperti cat, pernis dan sebagainya dapat diterapkan pada kayu untuk memperlambat siklus pembasahan dan pengeringan yang dapat menyebabkan pembengkakan dan penyusutan, lengkungan, dan pengelupasan.
Baca Juga :Â Cara Menghilangkan Noda Cat Berbasis Minyak pada Furnitur Kain
Praktik-praktik ini dapat berhasil tetapi pada intinya mereka mencoba bekerja melawan sifat alami kayu. Modifikasi kayu melibatkan perawatan kimia atau lainnya untuk mengubah sifat kayu secara mendasar.
Modifikasi termal adalah salah satu metode modifikasi, dan melibatkan pemanasan kayu pada suhu tinggi (400 derajat atau lebih). Oksigen dikeluarkan untuk mencegah kayu terbakar, dan pemanasan menyebabkan kayu menjadi kurang hidrofilik (suka air).
Karena keberadaan air dalam kayu memungkinkan pembusukan dan bertanggung jawab atas penyusutan dan pembengkakan, kayu yang dimodifikasi secara termal kurang rentan terhadap jamur pembusukan (pembusukan) dan jauh lebih stabil secara dimensional.
Setiap spesies kayu dapat dimodifikasi secara termal. Prosesnya mengubah kayu menjadi cokelat, yang dapat membuat kayu yang tidak terdeskripsikan menjadi cukup menarik. Sisi negatifnya, kayu yang dirawat dapat memiliki bau “kayu terbakar” yang bertahan lama.
Nilai kekuatan dan kekakuan kayu yang dimodifikasi secara termal lebih rendah dari kayu asli tetapi cukup untuk banyak kegunaan.
